Kacer
mempunyai nama ilmiah Copsychus saularis termasuk dalam phylum chordata, ordo
passeriformes, family muscicapidae, genus copsychus. Habitat asli burung yang
dalam bahasa Inggrisnya disebut Magpie Robin/Oriental Magpie Robin/Straits
Robin ini adalah daerah hutan terbuka, kebun dekat pemukiman penduduk. Burung
ini lebih menyukai area terbuka di pinggiran hutan dibandingkan dengan di dalam
hutan yang lebat. Meskipun menyukai daerah terbuka, namun belum pernah ada
keterangan yang menyebutkan mereka juga hidup di daerah dekat laut/pantai.
Secara
umum burung ini mempunyai ukuran panjang tubuh sampai 19 cm jika diukur dari
ujung paruh sampai ujung ekor. Kacer jantan dewasa mempunyai warna bulu bagian
kepala dan atas berwarna hitam mengkilat, sementara pada sebagian sayap mulai
dari bahu sampai ujung sayap sebagian berwarna putih. Untuk jenis poci/sekoci
pada bagian bawah dada sampai ke ujung ekor bagian bawah bewarna putih,
sedangkan untuk yang jenis jawa timur berwarna hitam. Pada betina didominasi
warna abu-abu cenderung kusam. Sedangkan pada burung jantan muda warna bulu
pada bagian atas dan kepala masih terdapat warna coklat.
Makanan
utama burung ini adalah serangga, namun adakalanya mereka memangsa cacing dan
kadang-kadang juga memakan buah-buahan, bahkan ada Kacer yang juga mengkonsumsi
madu. Kacer yang dipelihara selain mengkonsumsi EF (Extra Fooding) seperti
jangkrik, ulat, kroto (telur semut) dan belalang, juga mengkonsumsi pakan
khusus burung buatan pabrik yang disebut voer / pur.
Kacer
umunya mengalami musim kawin antara bulan Januari sampai Juni. Sang jantan akan
memikat betinanya dengan nyanyian dan tariannya yang menawan. Mereka biasa
membuat sarang dari rumput, daun serta dahan kering, juga dari akar-akaran dan
lumut. Sarang mereka berbentuk seperti cawan. Mereka membuat sarangnya bisa
dimana saja, seperti pada semak belukar, dahan pohon yang tidak terlalu tinggi,
rongga / lubang pohon tua bahkan dekat dengan permukiman penduduk, seperti di
atap – atap rumah. Sang betina akan bertelur sebanyak 3 – 5 butir. Pengeraman
dilakukan oleh sang betina.
Kacer
termasuk jenis burung yang cakupan penyebarannya cukup luas. Mereka bisa
ditemukan di India/Bangladesh, Malaysia, Philipina bahkan sampai ke Pulau Jawa,
terutama di Provinsi Jawa Timur. Secara umum masyarakat Indonesia mengenal dua
jenis Kacer, yakni jenis Kacer berdada putih yang lebih dikenal dengan nama
Kacer Sekoci/Poci dan Kacer dada hitam (seluruh bodi berwarna hitam, kecuali di
bagian sayap ada sedikit warna putih) yang dikenal sebagai Kacer Jawa Timur.
Secara umum kedua jenis Kacer tersebut mempunyai karakteristik suara yang
hampir sama. Perbedaannya Kacer Jawa Timur volume suara lebih tebal namun Kacer
dada putih mempunyai kelebihan dalam hal variasi nyanyian.
KACER
SANG ENTERTAINER JEMPOLAN
Kacer adalah jenis burung yang merupakan
entertainer jempolan. Penampilannya yang berwarna hitam legam dengan warna
putih pada sayap dan dada sampai ekor serta mempunyai paruh yang tajam, kerap
dianggap sebagai kembaran dari Murai Batu. Badannya yang relatif langsing
memungkinkannya bergerak lincah sambil bersiul dan memainkan ekornya.
Masyarakat
Indonesia senang memelihara Kacer dikarenakan burung ini relatif mudah dalam
pemeliharaannya. Kacer biasa dipelihara untuk lomba ataupun hanya sekedar
dijadikan klangenan / hobi semata. Namun akhir-akhhir ini sudah banyak para
penangkar lokal yang telah berhasil melakukan menangkarkan Kacer. Mereka
tertarik untuk menangkarkankan jenis burung ini karena relatif mudah dan juga
mempunyai prospek bisnis yang cukup menjanjikan, selain itu juga didasari oleh
rasa kesadaran akan pentingnya memelihara kelangsungan hidup jenis burung yang
satu ini.
Tabiat
Kacer yang suka meniru suara burung lain, membuat para pecinta Kacer sering
melakukan pengisian suara jenis burung yang lain yang sesuai dengan
karakterisitiknya. Proses pengisian suara ini dalam istilah perburungan sering
disebut memaster. Pemasteran banyak dilakukan untuk jenis burung yang
dilombakan maupun rumahan (klangenan – hobi – red).
MOTIVASI
MEMELIHARA KACER
1.
Sebagai klangenan
- Perlakuan Kacer sebagai klangenan / hobi tidaklah terlalu sulit. Perawatan standar terhadap burung ini adalah seperti mandi dan jemur secukupnya. Penjemuran bisa dilakukan mulai jam 06.30/07.00 sampai dengan jam 11.00, tergantung kondisi. Kemudian berikan EF (extra fooding) secukupnya. EF yang diberikan bisa berupa jangkrik, kroto, belalang, ulat hongkong, ulat bambu, ikan kecil dan cacing atau kadang-kadang juga buah-buahan, karena ada beberapa Kacer yang menyukai buah-buahan. Adapun komposisinya bisa di atur seperti di bawah ini.
- Jangkrik : diberikan pagi dan sore sebanyak 3 – 5 ekor ukuran sedang/besar.
- Kroto : cukup diberikan dua kali dalam seminggu dengan takaran 1 sdm
- UH/UB : dalam seminggu mungkin pemberian jenis makanan ini cukup satu minggu satu kali saja, dengan jumlah 2-3 ekor saja, karena ulat ini sifatnya akan menaikkan suhu tubuh.
- Belalang juga bisa diberikan sebagai selingan, mengingat jenis EF satu ini sangat sulit didapat di perkotaan.
- Untuk ikan kecil dan cacing sangat jarang diberikan kepada Kacer, pemberian ikan kecil harus memperhatikan struktur tulang dari ikan tsb, sebaiknya jangan diberikan jenis ikan yang mempunyai banyak tulang / duri yang keras, seperti ikan mujair, nila, gurami. Para penggemar Kacer suka memberikan jenis ikan guppy atau platty sebagai makanan selingan. Ikan ini berguna sebagai sumber kalsium. Sedangkan cacing biasa digunakan untuk menurunkan birahi Kacer, seperti halnya pemberian UH.
- Buah-buahan bisa diberikan dalam porsi yang sedikit, karena burung ini tidak terlalu menyukai buah-buahan.
2.
Untuk lomba
Ada
perlakuan khusus bagi Kacer yang ditujukan untuk ikut dalam kontes/lomba yang
tentunya berbeda jauh apabila dibandingkan dengan Kacer yang hanya dipelihara
untuk sekedar hobi.
Ada
lima aspek yang harus diperhatikan oleh para pemilik Kacer atau burung pada
umunya jika mereka ingin membawa peliharaannya dalam sebuah kontes/lomba.
Kelima aspek tersebut dirangkum dalam konsep 5 W dan 1 H, yakni : who, why,
what, when, where dan how.
WHO
Aspek
who yang pertama adalah dengan mengetahui siapa burung kita. Dalam hal ini kita
harus benar-benar paham siapa sebenarnya burung kita itu. Pertanyaannya adalah,
apakah burung kita itu sudah benar-benar siap bertarung dengan burung lain,
atau bagaimana pengalamannya selama ini jika dipertemukan (di trek – red)
dengan burung lain. Jika kita sudah mengetahui dan yakin maka bolehlah kita
melakukan beberapa persiapan untuk lomba.
Salah
satu syarat utama burung itu bisa ikut dalam lomba adalah kesiapan burung,
terutama dari segi kesehatan fisik, artinya kondisi burung harus fit, sehat 100
persen. Ini ditandai dengan bulu berwarna cerah dan mengkilat tidak kusam. Bulu
juga harus yang sudah cukup tua, jika burung baru selesai mabung (ganti bulu)
tunggu sampai bulu tumbuh dengan optimal (kira-kira 2 bulan setelah mabung).
Aspek
who yang kedua adalah dengan mengetahui dan mengenal siapa lawan kita. Apa saja
kekuatan mereka.
WHY
Kita
perlu menanyakan kepada diri kita sendiri, kenapa kita ingin mengikuti lomba,
apa tujuan kita, apakah kita ingin menggapai predikat juara, atau hanya sekedar
sight seeing melihat-lihat dan mengukur kemampuan lawan. Jika hal kedua yang
ingin kita tuju, yakni hanya sebagai ajang uji coba buat gacoan kita, maka
sebaiknya tahapan latber terlebih dahulu yang harus kita ikuti, jika sudah
cukup teruji dalam event latber maka bolehlah kita mencoba di ajang yang lebih
tinggi dan ketat persaingannya yang tentunya dengan diimbangi peningkatan
kekuatan senjata andalan gacoan kita agar tidak mengecewakan nantinya.
WHAT
Setelah
mengenal siapa kita dan calon lawan-lawan kita, serta mengapa kita mengikuti
suatu event lomba, maka yang perlu diperhatikan adalah, jenis seperti apakah
lomba yang akan kita hadapi ini. Apakah skala regional, atau bahkan nasional,
atau mungkin dengan skala yang lebih kecil lagi, kesemuanya itu perlu kita
ketahui untuk mengenal dan mengukur kemampuan diri dan calon lawan. Selain
untuk mengetahui calon lawan, juga untuk memprediksi bagaimana kelak lomba dan
proses penilaian akan berjalan, karena tidak jarang event lomba menghadirkan
juri yang kurang bisa menjunjung obyektifitas, namun banyak juga juri yang
tidak akan silau oleh penampilan fisik. Event besar biasanya lebih fair dalam
hal penilaian, namun bukan berarti event kecil tidak demikian. Intinya adalah
dalam setiap event sangat diperlukan kesiapan fisik dan mental serta
kewaspadaan kita dan tidak lupa rasa sportifitas dalam berlomba.
WHERE
Dalam
aspek where ini perlu diketahui mengenai lokasi lomba, di manakah lomba yang
akan kita ikuti ini akan dilaksanakan. Kita harus bisa memperhitungkan waktu
tempuh dari rumah menuju lokasi lomba, jika dirasa perjalanannya sangat memakan
waktu, misalnya lebih dari 2 jam perjalan, maka ada baiknya kita datang ke kota
tempat lomba akan diselenggarakan satu hari lebih awal, hal ini dimaksudkan
untuk menjaga kondisi burung yang akan dilombakan agar tidak kelelahan.
Selain
itu kita juga harus memahami karakteristik tempat lomba. Hal ini sangat penting
karena jika kita tidak mengenal “medan peperangan” tempat kita akan “bertempur”
maka pihak lawanlah yang akan mendapatkan keuntungan. Dengan mengetahui
karakteristik tempat lomba, maka kita bisa mempersiapkan burung kita dengan
lebih baik lagi.
WHEN
Pertanyaan
selanjutnya adalah kapan lomba itu akan dilaksanakan. Maksud dari pertanyaan
ini adalah kita harus memperhatikan kondisi cuaca pada saat lomba. Jika kita
mengetahui kapan lomba akan dilaksanakan, maka kita perlu melakukan beberapa
antisipasi agar tidak mengganggu “kerja” gacoan kita. Misalkan lomba akan
dilaksanakan pada saat musim angin kencang, maka kita perlu memikirkan
bagaimana agar sangkar tidak mempengaruhi sang gacoan yang sedang berlomba.
Kita barangkali bisa mengantisipasinya dengan menggunakan sangkar yang berat
atau diberi pemberat pada bagian bawahnya, agar sangkar tidak berayun terlalu
kencang. Kemudian sangkar dibuat sedemikian rupa agar kotoran maupun daun-daun
kering tidak masuk kedalam sangkar sehingga tidak menjadi barang mainan burung
kita yang justru akan mengganggu. Selain itu yakinkan bahwa alas kotoran burung
dilepas sehingga tidak akan menimbulkan masalah.
HOW
Setelah
5W kita kuasai, maka aspek yang terakhir adalah bagaimana kita mempersiapkan
burung kita untuk mengikuti lomba, yakni mulai dari bagaimana mengatur pola
makannya sampai bagaimana kita bersikap pada saat lomba.
Untuk
pola makan ada beberapa perlakuan menjelang lomba, meskipun hal ini belum tentu
dapat diterapkan kepada semua jenis burung, namun paling tidak bisa menjadi
gambaran bagaimana seharusnya perlakuan terhadap burung yang akan
diikutsertakan dalam perlombaan.
Salah
satu contoh perlakuan Kacer sebelum lomba adalah sbb :
1.
Menjelang lomba sebaiknya Kacer tidak dipertemukan secara langsung dengan
burung yang mempunyai sifat bertarung seperti Murai Batu dan Tledekan, karena
biasanya Kacer akan terpancing untuk bertarung mengeluarkan kemampuannya
bernyanyi. Hal ini tidak menguntungkan, karena dikhawatirkan Kacer akan
kehilangan tenaga saat turun lomba.
2.
Setelah dimandikan, baik pagi maupun sore, Kacer dimasukkan ke dalam sangkar
umbaran, yakni sangkar besar, biasanya berukuran panjang 100 – 120 cm. Kegunaan
dari sangkar umbaran ini adalah untuk melatih stamina dan pernafasan si Kacer,
agar bisa tampil prima saat lomba. Namun perlu diingat bahwa hanya Kacer yang
benar-benar sehat saja yang boleh diumbar, jika tidak maka hasil yang diperoleh
justru akan sebaliknya.
3.
Lakukan penjemuran yang cukup, tapi tetap harus diperhatikan kondisi burung,
jangan sampai terlalu lama yang justru akan berakibat pada turunnya kesehatan
Kacer. Pada dua hari menjelang lomba, penjemuran hanya dilakukan sebentar saja,
selebihnya Kacer digantang, diangin-anginkan ditempat teduh sebentar dan
dikerodong. Hal tersebut dimaksudkan agar stamina dan kesehatan Kacer bisa
dijaga sampai saat lomba.
4.
Penambahan EF pada satu minggu menjelang lomba, dengan aturan sbb. :
Senin : Jangkrik pagi 5 ekor, sore 5 ekor
Selasa : Jangkrik pagi 6 ekor, sore 6 ekor
Rabu : Jangkrik pagi 7 ekor, sore 7 ekor dan ulat hongkong 3 ekor
Kamis : Jangkrik pagi 8 ekor, sore 8 ekor dan ulat hongkong 3 ekor. Pindahkan
ke sangkar khusus lomba
Jumat dan Sabtu : Jangkrik pagi 8 ekor, sore 8 ekor dan ulat hongkong 3 ekor
Minggu (hari perlombaan) : Jangkrik pagi 5 ekor, sore 5 ekor dan ulat hongkong
3 ekor. Pemberian EF kembali ke settingan awal dimaksudkan untuk menghindari
sang Kacer terlalu birahi sehingga bisa menghindari Kacer hanya lompat sana
sini saat lomba atau pun hanya diam saja (mbagong).
Selain
itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat lomba yakni :
1.
Jangan tinggalkan makanan dalam sangkar kecuali air untuk minum.
2.
Jangan berteriak saat lomba sedang berlangsung
3.
Jangan tinggalkan burung di arena lomba tanpa pengawasan
4.
Jangan gantang sangkar di sembarang tempat dan waspadai serangga pengganggu
seperti semut.
Jika
Kacer anda baru pertama kali mengikuti lomba/latber, ada baiknya sebelum turun
arena, sang Kacer anda latih tanding/ditrek/diuntul dengan Kacer yang
kemampuannya anda yakin ada di bawahnya, hal ini dimaksudkan untuk memancing
naluri tandingnya/birahi agar mau mengadu kemampuan suaranya. Pada saat turun
di tempat lomba sebaiknya Kacer anda jangan langsung digantang dekat arena,
tapi gantang dulu di tempat yang agak jauh dan masih dikerodong namun jangan
lupakan pengawasannya.
Kacer
Mbagong/Stress
Kacer
yang diikutkan lomba kadang-kadang performanya tidak sesuai dengan keinginan
kita atau bahkan macet tidak mau mengeluarkan suara sama sekali, hal yang lebih
buruk lagi bisa terjadi seperti Kacer Mbagong/Mbedesi/Nguda Laut atau stress.
Mbagong ini adalah kondisi Kacer yang macet tidak mau bunyi ditandai dengan
perilaku Kacer yang hanya diam saja dan bentuk tubuhnya akan berbentuk mirip
bola atau kuda laut. Penyebabnya bisa karena belum terbiasa mengikuti ajang
lomba atau karena tenaga/powernya yang kurang. Untuk menangani Kacer yang
mbagong ini agak sulit karena treatment yang dilakukan belum tentu bisa
diterapkan pada Kacer yang lainnya. Perlu adanya semacam riset atau percobaan
perawatan dan analisa serta pengamatan yang intensif. Misalnya dengan
pengurangan porsi EF dan proses mandi serta jemur yang teratur. Bahkan ada pemilik
Kacer yang memandikan Kacernya pada malam hari. Mbagong ini juga bisa diatasi
dengan seringnya membawa Kacer kita ke arena latber, dengan maksud agar sang
burung terbiasa dengan kondisi lomba.
Penanganan
Kacer stress juga bisa dilakukan dengan mandi pasir. Yakni Kacer dibiarkan
berkipu, mandi pasir seperti sering kita lihat pada ayam dan burung dara. Pasir
bagi Kacer berguna untuk menurunkan tingkat suhu tubuhnya, dan jika butiran
pasir itu dimakan oleh sang Kacer, maka hal tersebut dapat membantu proses
pencernaan. Ada trik yang biasa digunakan agar Kacer mau mandi pasir, yakni
dengan tidak memandikannya selama beberapa hari, atau kita coba letakkan
beberapa ekor jangkrik atau ulat kandang (bukan ulat hongkong) di pasir,
diharapkan dengan adanya EF di pasir sang Kacer mau turun untuk mandi pasir.
Perlu diwaspadai jangan sampai sangkar Kacer terbalik. Lakukan hal ini dua atau
tiga hari sekali.
Cara
lain adalah dengan melakukan perawatan sbb. :
1.
Mandikan Kacer lalu berikan jangkrik lima ekor, kemudian jemur kira-kira sampai
jam 11.00 tanpa diberikan makanan dan air minum. Hal ini dilakukan sekaligus
untuk menambah ketebalan suara.
2.
Setelah dijemur, gantang ditempat teduh dan diangin-anginkan, setelah agak lama
masukkan voer, biarkan dia makan, air minum jangan diberikan dulu. Hal ini
dimaksudkan agar lendir terbawa masuk saat dia makan.
3.
Lima belas menit kemudian masukkan air madu kira-kira sebanyak setengah tempat
minumnya. Biarkan sampai habis, baru kemudian ganti dengan air biasa.
4.
Sore hari kembali dimandikan, lalu beri lima ekor jangkrik kemudian dikerodong
agar Kacer bisa istirahat.
5.
Berikan kroto kira-kira satu sendok teh dan diberikan setiap empat hari sekali.